NASKAH
TEATER
BANJIR
BANDANG
OLEH :
PMR WIRA
MAN 1 SINJAI
"BANJIR
BANDANG"
Ada sebuah Desa yang bernama Biringere. Desa
tersebut letaknya dekat pantai aliran sungai manggottong Kab. Sinjai, sebagian
besar penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan. Pada hari minggu para
warga akan melakukan kerja bakti untuk membersihkan sampah-sampah yang
berserakan di tepi pantai . Para warga dan KADES pun berkumpul di balai DESA….
Pak Kades: “ Assalamualaikum Wr. Wb. Para warga
sekalian saya selaku KADES Hegar Lancar akan mengajak kalian semua untuk
bekerjasama membersihkan sampah di dekat aliran sungai ini dari sampah.”
Warga : “ iya pak kami semua siap untuk membersihkan
aliran sungai dari sampah-sampah yang berceceran. Karena kami tidak mau desa
kami menjadi kotor.”
Pak Kades: “ yasudah mari kita menuju pantai itu!”
Warga: “ayoooo pakkkk……”
Setelah selesai membersihkan sampah yang ada di
pantai warga pun bergegas pulang kerumah masing-masing untuk beristirahat.
Keesokan harinya pak Ardi (Pak Kades) yang juga bermata pencaharian sebagai
nelayan di desa, pergi ke laut untuk mencari ikan . Entah kenapa pada hari itu
anaknya yang bernama Radit tiba-tiba menagis sekencang kencangnya saat
mengetahui ayahnya akan pergi ke laut. Karena akhi- akhir ini air laut sedang
pasang.
Pak Ardi:
“ Buu,, Ibu?”
Bu Diah: “iya ada apa pak?Ibu lagi di kamar mandi lagi mandiin Radit.ada apa?
Pak Ardi: “ engga bu, bapak Cuma mau ngomong bapak mau pergi ke laut nyari ikan buat di jual biar kita bias makan bu..”
Bu Diah: “ apa pak? Bapak mau pergi kelaut? Kan air laut sedang pasang?”
Pak Ardi: “ ya, tapi harus bagaimana lagi bu, kan kita tidak punya untuk makan hari ini,”
Radit : “ hah bapak mau pergi ke laut?JANGAN PAK JANGAN!! Aku tidak mau bapak kenapa-kenapa..”
Pak Ardi:
“ kenapa-kenapa bagaimana nak? Kan bapak sudah biasa. Jangan menghawatirkan
begitu kan bapak pergi tidak sendiri ada nelayan-nelayan lain yang menemani
bapak.”
Radit: “ ahhhhhhh,,tapi aku tidak mau kalau bapak pergi ke lautt .huhu..huhu..huhu..huhu..(menangis)”
Pak Ardi: “ iya tapi bapak cari uang untuk makan kita .”
Bu Diah: “
pak tapi bapak yakin mau ke laut?”
PakArdi: “
iya bapak yakin ibu. Tapi buu, kenapa Radit tidak biasanya rewel begini saat bapak mau pergi ke
laut?Biasanya dia baik, dan akan senang jika bapak pulang membawa ikan banyak”
Bu Diah:”yasudah pak, tapi bapak jaga diri yah. Iyah pak, ibu juga sedikit aneh melihat tingkah laku Radit yang tidak seperti biasanya.”
Radit:”ahhh..ahhh..ahhh..ahhh bapak bapak jangaan pergi Radit mohon pakkkkkk!!!(masih sambil menangis)”
Bu Diah:”yasudah pak, tapi bapak jaga diri yah. Iyah pak, ibu juga sedikit aneh melihat tingkah laku Radit yang tidak seperti biasanya.”
Radit:”ahhh..ahhh..ahhh..ahhh bapak bapak jangaan pergi Radit mohon pakkkkkk!!!(masih sambil menangis)”
Pak Ardi:” jangan hawatirkan bapak ya nak, bapak pasti jaga diri. Ya sudah ibu, radit bapak pergi dulu yah. Assalamualaikum.”
Bu Diah; “ yasudah walaikum salam.”
Radit:” bapak bapak bapak bapakkkk jangan pergii Radit mohon bapak…”
Bu diah:” sudaah nak jangan menangis ayoo kita masuk.”
Pada sore hari bu tantri pergi kerumah ibu Diah
untuk menanyakan suaminya yaitu pak Yono..
Bu Tantri:” assalamualikum bu Diah?”
Bu Diah:” walaikum salam adaapa bu,tumben kerumah?”
Bu Tantri :” ohhh,, tidak ada apa apa bu,saya Cuma mau Tanya apa pak Yono sudah pulang?”
Bu Diah :”saya juga tidak tau ,tadi bilang bapak mau pergi ke lautnya bersama nelayan-nelayan yang lain. Memang kenapa bu?”
Bu Tantri:” tidak,cuman tidak biasanya pak Yono pergi belum pulang-pulang.kemana yah?”
Bu Diah:” iyah saya juga heran kenapa suami saya juga belum pulang samapi saat ini.SAYA PUN PUNYA PERASAAN TIDAK ENAK kepada suaminya..”
Tiba-tiba warga pun berteriak seperti ketakutan
karena ada tsunami yang menerpa kampungnya..
Warga :” tolong tolong tolong… ada tsunami tolong!”
Warga :” ayo keluar dari rumahnya masing-masing ada Banjir ADA Banjir!”
Warga :” Bu Diah cepat keluar ada Banjir!”
Bu Diah &Bu tantri:” APA ADA Banjir Bandang?”
Bu tantri :” yasudah ayo kita menyelamatkan diri kita sebelum terbawa ombak!”
Bu Diah:”ayooo,cepat bu. eeeh tungggu sebentar Radit masih ada dirumah .”
Bu Tantri :” yasudah cepat bawa dia bu.. sebelum terlambat!”
Bu Diah :” yasudah tunggu sebentar bu.”
Tak lama setelah itu, ombak pun datang menerjang
rumah bu Diah.
Bu Tantri :” ahhhhgggggggggg…. TOLONG saya terbawa ombakkkkkkkk!”
Tak beberapa lama Bu Tantri pun terseret air yang cukup keras dan besar,seketika kel. Biringere pun seperti kapal pecah dan bu diah beserta anaknya pun selamat dari bencana tersebut.
Di sebuah
stasiun TV
Reporter :
“ Pemirsa, telah terjadi Banjir Bandang yang melanda provisi Propinsi Sulawesi
selatan tepatnya Kota Sinjai Desa Biringere. Di perkirakan penyebeb Banjir
tersebut akibat hujan yang sudah 3 hari tak kunjung reda. banjir tersebut
banyak memakan korban jiwa. Dan para tim sar serta PMI mulai berdatangan
kesana, untuk mengefakuasi para korban.”
Kondisi di Kel. Biringere sekarang
seperti kapal pecah, banyak Tim Sar dan PMI Nasional mulai berdatangan untuk
mengefakuasi para warga.
Warga : “
Tolong saya pak tolong… !!!!”
Tim Sar :
“iyah bu, sabar sedikit yah, saya akan bawa ibu beserta warga lainnya ke posko
yang terdekat.”
Bu Diah :
(sambil berjalan terpingkah-pingkah) “ Pak tolong saya pak, anak saya Radit
hilang, saya terpisahkan dengan anak saya saat menyelamatkan diri. Tolong bantu
saya pak.”
Tim Sar :
“iyah bu , saya dan tim beserta sukarelawan yang lainnya akan berusaha mencari
anak ibu. Sekarang mari saya antarkan ibu ke posko terdekat dulu.”
Bu Diah :
“baik pak, mohon bantuannya ya pak.”
Tak jauh dari tempat pencarian, Tim
Sar mendengar suara anak kecil yang berteriak-teriak meminta tolong. Tim Sar
pun mencari sumber suara tersebut dan . . .
Radit :
“Tolong, tolong saya. Saya terjebak di bawah sini!.”
Tim Sar :
“Subhanallah, sungguh sebuah keajaiban. Anak ini bia selamat dari Banjir yang
begitu dasyatnya. Ya nak, tunggu sebentar. Kami akan mengeluarkanmu dari sini.”
Radit :
“Terimakasih pak.” (sambil menangis)
Tim Sar :
“mari nak, bapak antar kamu ke posko terdekat. Dokter disana akan mengobati
luka-luka mu.”
Keadaan di posko, para sukarelawan sedang membantu
mengefakuasi dan mengobati luka-luka para korban. Terdapat bu Diah juga yang
sedang duduk di salah satu tenda yang sudah disiapkan.
Tim Sar :
“nak, kamu diam disini dulu yah. Bapak akan memanggil PMI segera untuk
mengobati luka-lukamu.”
Radit :
“baik pak, terimakasih.”
Bu Diah :
(melihat ke belakangnya) “Radit…!!!!!!!!!!!!!! Alhamdulillah akhirnya kamu
ketemu juga nak, ibu sangat mengkhawatirkanmu.”(sambil menangis sedu)
Radit : “
ibu, Radit takut bu. Radit melihat ombak yang sangat tinggi sekali. Radit
sangat takut bu.” (menangis)
Bu Diah :
“ sudah nak tenang, ibu tidak akan meninggalakn kamu sendiri lagi. Mari kita
cari bapak mu. Barangkali bapakmudi temukan dalam keadaan yang selamat.”
Radit : “
iya bu, ayo kita cari.”
Di suatu tenda yang tak jauh dari
tepat Bu Diah dan Radit di efakuasi, Radit melihat seorang lelaki yang taka
sing lagi baginya. Yaitu Bapaknya.
Radit :
(sambil berlari kea rah bapaknya) “bapak.. !!!!!”
Pak Ardi :
“Radit… !!!!!!!” (sambil memeluk anaknya)
Bu Diah
: “Alhamdulillah pak, bapak sudah
ditemukan. Akhirnya kita bisa berkumpul lagi seperti semula.”(menangis)
Pak Ardi :
“ maafkan bapak yah nak, seharusnya bapak mengikuti apa perkataanmu. Jika saja
bapak mengikuti apa perkataanmu tadi. Pasti kita tidak akan terpisahkan
begini.”
Radit : “
sudahlah pak,, yang sudah terjadi biarlah terjadi. Yang penting sekarang kita
sudah berkumpul kembali.”
Bu Diah :
“ betul apa yang di katakan anak kita pak. Yang berlalu lupakan saja. Yang
penting kita sudah bersama lagi.”
Akhirnya, keluarga kecil itu pun
berkumpul seperti semuala lagi. Setelah ombak banjir memisahkan mereka.
*TAMAT*
Catatan :
Bahasa yang digunakan diganti sesuai dengan bahasa sehari-hari.