Kamis, 16 Januari 2014

TEATER PMR WIRA MAN 1 SINJAI UTARA



NASKAH TEATER
BANJIR BANDANG



 







OLEH :

PMR WIRA MAN 1 SINJAI
"BANJIR BANDANG"

Ada sebuah Desa yang bernama Biringere. Desa tersebut letaknya dekat pantai aliran sungai manggottong Kab. Sinjai, sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan. Pada hari minggu para warga akan melakukan kerja bakti untuk membersihkan sampah-sampah yang berserakan di tepi pantai . Para warga dan KADES pun berkumpul di balai DESA….

Pak Kades: “ Assalamualaikum Wr. Wb. Para warga sekalian saya selaku KADES Hegar Lancar akan mengajak kalian semua untuk bekerjasama membersihkan sampah di dekat aliran sungai  ini dari sampah.”

Warga : “ iya pak kami semua siap untuk membersihkan aliran sungai dari sampah-sampah yang berceceran. Karena kami tidak mau desa kami menjadi kotor.”

Pak Kades: “ yasudah mari kita menuju pantai itu!”
Warga: “ayoooo pakkkk……”

Setelah selesai membersihkan sampah yang ada di pantai warga pun bergegas pulang kerumah masing-masing untuk beristirahat. Keesokan harinya pak Ardi (Pak Kades) yang juga bermata pencaharian sebagai nelayan di desa, pergi ke laut untuk mencari ikan . Entah kenapa pada hari itu anaknya yang bernama Radit tiba-tiba menagis sekencang kencangnya saat mengetahui ayahnya akan pergi ke laut. Karena akhi- akhir ini air laut sedang pasang.

Pak Ardi: “ Buu,, Ibu?”

Bu Diah: “iya ada apa pak?Ibu lagi di kamar mandi lagi mandiin Radit.ada apa?

Pak Ardi: “ engga bu, bapak Cuma mau ngomong bapak mau pergi ke laut nyari ikan buat di jual biar kita bias makan bu..”

Bu Diah: “ apa pak? Bapak mau pergi kelaut? Kan air laut sedang pasang?”

Pak Ardi: “ ya, tapi harus bagaimana lagi bu, kan kita tidak punya untuk makan hari ini,”

Radit : “ hah bapak mau pergi ke laut?JANGAN PAK JANGAN!! Aku tidak mau bapak kenapa-kenapa..”

Pak Ardi: “ kenapa-kenapa bagaimana nak? Kan bapak sudah biasa. Jangan menghawatirkan begitu kan bapak pergi tidak sendiri ada nelayan-nelayan lain yang menemani bapak.”

Radit: “ ahhhhhhh,,tapi aku tidak mau kalau bapak pergi ke lautt .huhu..huhu..huhu..huhu..(menangis)”

Pak Ardi: “ iya tapi bapak cari uang untuk makan kita .”
Bu Diah: “ pak tapi bapak yakin mau ke laut?”
PakArdi: “ iya bapak yakin ibu. Tapi buu, kenapa Radit tidak biasanya  rewel begini saat bapak mau pergi ke laut?Biasanya dia baik, dan akan senang jika bapak pulang membawa ikan banyak”

Bu Diah:”yasudah pak, tapi bapak jaga diri yah. Iyah pak, ibu juga sedikit aneh melihat tingkah laku Radit yang tidak seperti biasanya.”
Radit:”ahhh..ahhh..ahhh..ahhh bapak bapak jangaan pergi Radit mohon pakkkkkk!!!(masih sambil menangis)”

Pak Ardi:” jangan hawatirkan bapak ya nak, bapak pasti jaga diri. Ya sudah ibu, radit bapak pergi dulu yah. Assalamualaikum.”

Bu Diah; “ yasudah walaikum salam.”

Radit:” bapak bapak bapak bapakkkk jangan pergii Radit mohon bapak…”

Bu diah:” sudaah nak jangan menangis ayoo kita masuk.”

Pada sore hari bu tantri pergi kerumah ibu Diah untuk menanyakan suaminya yaitu pak Yono..


Bu Tantri:” assalamualikum bu Diah?”

Bu Diah:” walaikum salam adaapa bu,tumben kerumah?”

Bu Tantri :” ohhh,, tidak ada apa apa bu,saya Cuma mau Tanya apa pak Yono sudah pulang?”

Bu Diah :”saya juga tidak tau ,tadi bilang bapak mau pergi ke lautnya bersama nelayan-nelayan yang lain. Memang kenapa bu?”

Bu Tantri:” tidak,cuman tidak biasanya pak Yono pergi belum pulang-pulang.kemana yah?”

Bu Diah:” iyah saya juga heran kenapa suami saya juga belum pulang samapi saat ini.SAYA PUN PUNYA PERASAAN TIDAK ENAK kepada suaminya..”

Tiba-tiba warga pun berteriak seperti ketakutan karena ada tsunami yang menerpa kampungnya..


Warga :” tolong tolong tolong… ada tsunami tolong!”

Warga :” ayo keluar dari rumahnya masing-masing ada Banjir ADA Banjir!”

Warga :” Bu Diah cepat keluar ada Banjir!”

Bu Diah &Bu tantri:” APA ADA Banjir Bandang?”

Bu tantri :” yasudah ayo kita menyelamatkan diri kita sebelum terbawa ombak!”

Bu Diah:”ayooo,cepat bu. eeeh tungggu sebentar Radit masih ada dirumah .”

Bu Tantri :” yasudah cepat bawa dia bu.. sebelum terlambat!”

Bu Diah :” yasudah tunggu sebentar bu.”

Tak lama setelah itu, ombak pun datang menerjang rumah bu Diah.

Bu Tantri :” ahhhhgggggggggg…. TOLONG saya terbawa ombakkkkkkkk!”


            Tak beberapa lama Bu Tantri pun terseret air yang cukup keras dan besar,seketika kel. Biringere  pun seperti kapal pecah dan bu diah beserta anaknya pun selamat dari bencana tersebut.

Di sebuah stasiun TV

Reporter : “ Pemirsa, telah terjadi Banjir Bandang yang melanda provisi Propinsi Sulawesi selatan tepatnya Kota Sinjai Desa Biringere. Di perkirakan penyebeb Banjir tersebut akibat hujan yang sudah 3 hari tak kunjung reda. banjir tersebut banyak memakan korban jiwa. Dan para tim sar serta PMI mulai berdatangan kesana, untuk mengefakuasi para korban.”


            Kondisi di Kel. Biringere sekarang seperti kapal pecah, banyak Tim Sar dan PMI Nasional mulai berdatangan untuk mengefakuasi para warga.


Warga : “ Tolong saya pak tolong… !!!!”

Tim Sar : “iyah bu, sabar sedikit yah, saya akan bawa ibu beserta warga lainnya ke posko yang terdekat.”

Bu Diah : (sambil berjalan terpingkah-pingkah) “ Pak tolong saya pak, anak saya Radit hilang, saya terpisahkan dengan anak saya saat menyelamatkan diri. Tolong bantu saya pak.”

Tim Sar : “iyah bu , saya dan tim beserta sukarelawan yang lainnya akan berusaha mencari anak ibu. Sekarang mari saya antarkan ibu ke posko terdekat dulu.”

Bu Diah : “baik pak, mohon bantuannya ya pak.”

            Tak jauh dari tempat pencarian, Tim Sar mendengar suara anak kecil yang berteriak-teriak meminta tolong. Tim Sar pun mencari sumber suara tersebut dan . . .

Radit : “Tolong, tolong saya. Saya terjebak di bawah sini!.”

Tim Sar : “Subhanallah, sungguh sebuah keajaiban. Anak ini bia selamat dari Banjir yang begitu dasyatnya. Ya nak, tunggu sebentar. Kami akan mengeluarkanmu dari  sini.”

Radit : “Terimakasih pak.” (sambil menangis)

Tim Sar : “mari nak, bapak antar kamu ke posko terdekat. Dokter disana akan mengobati luka-luka mu.”

Keadaan di posko, para sukarelawan sedang membantu mengefakuasi dan mengobati luka-luka para korban. Terdapat bu Diah juga yang sedang duduk di salah satu tenda yang sudah disiapkan.
Tim Sar : “nak, kamu diam disini dulu yah. Bapak akan memanggil PMI segera untuk mengobati luka-lukamu.”

Radit : “baik pak, terimakasih.”

Bu Diah : (melihat ke belakangnya) “Radit…!!!!!!!!!!!!!! Alhamdulillah akhirnya kamu ketemu juga nak, ibu sangat mengkhawatirkanmu.”(sambil menangis sedu)

Radit : “ ibu, Radit takut bu. Radit melihat ombak yang sangat tinggi sekali. Radit sangat takut bu.” (menangis)

Bu Diah : “ sudah nak tenang, ibu tidak akan meninggalakn kamu sendiri lagi. Mari kita cari bapak mu. Barangkali bapakmudi temukan dalam keadaan yang selamat.”

Radit : “ iya bu, ayo kita cari.”

            Di suatu tenda yang tak jauh dari tepat Bu Diah dan Radit di efakuasi, Radit melihat seorang lelaki yang taka sing lagi baginya. Yaitu Bapaknya.


Radit : (sambil berlari kea rah bapaknya) “bapak.. !!!!!”
Pak Ardi : “Radit… !!!!!!!” (sambil memeluk anaknya)

Bu Diah :  “Alhamdulillah pak, bapak sudah ditemukan. Akhirnya kita bisa berkumpul lagi seperti semula.”(menangis)

Pak Ardi : “ maafkan bapak yah nak, seharusnya bapak mengikuti apa perkataanmu. Jika saja bapak mengikuti apa perkataanmu tadi. Pasti kita tidak akan terpisahkan begini.”

Radit : “ sudahlah pak,, yang sudah terjadi biarlah terjadi. Yang penting sekarang kita sudah berkumpul kembali.”
Bu Diah : “ betul apa yang di katakan anak kita pak. Yang berlalu lupakan saja. Yang penting kita sudah bersama lagi.”

            Akhirnya, keluarga kecil itu pun berkumpul seperti semuala lagi. Setelah ombak banjir memisahkan mereka.

*TAMAT*

Catatan : Bahasa yang digunakan diganti sesuai dengan bahasa sehari-hari.

Rabu, 15 Januari 2014

Naskah Teater



Demokrasi di Bumi Panrita Kitta
Karya : A.Hendra Dimansa. Dkk
Sutradara : Ismail

Para Pelaku :
1.        Ansar Cs, Sebagai.......................................................................     Pak Bupati
2.       A.Hendra Dimansa, Sebagai...........................................     Cabup No. 1
3.       Wahyu Risaldi, Sebagai........................................................     Cabup No. 2
4.       A.Mukhayyar Amfal, Sabagai.......................................     Ketua KPU
5.       Riska Amalia, Sebagai..........................................................     Budayawati
6.       Miftahul Aulia, Sebagai.......................................................     Wartawan
7.       Herdiana Sephiyan, Sebagai...........................................     Indo Tuo
8.       Risnawati Basri, Sebagai.....................................................     Indo Logo
9.       Astrianasari, Sebagai.............................................................     Coddo
Para Pemusik
1.        Fajar Sidiq, Sebagai.................................................................     Jimbe

Suasana panggung hening, ……… (tiba-tiba terdengar bunyi jimbe, dan para pelaku pun muncul bersamaan dan melakukan tudang sipulung) Dialog pun terjadi.
Pak Bupati     :           Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Semua            :           Walaikum Salam Wr. Wb
Pak Bupati     :           Wahai para Cabup Bupati Sinjai lihatlah rakyat bersuka cita, tatapan matanya mengandung beribu satu macam harapan (sambil menatap para Calon bupati)
Budayawan   :           Iya, itu sangat betul Pak, rakyat menaruh harapan emas di dada para Cabup Bupati demi Sinjai yang sejahtera.
Indo Logo        :           Ku iya kasi parelluang pemimping elo`E perhatikangi paggalung`e
Coddo             :           Betul…..betul……betul, paggalunge elo memeng diperhatikan. Aga elo dianre rekko de` na kedo panggalunge.
Cabup No. 1    :           saudara-saudara kalau saya jadi bupati, saya akan mensejahtrakan para petani dan nelayan.
Indo Tuo          :           (Melirik Cabup No. 1). Hey …..hey…..hey, taniami kasiii paggalung na pa`tasie maelo diperhatikang. E….e……e….. kasina, paddangkange perellu meto diperhatikang, apalagi jandaka kasi….., de gaga lakkaiku.
Cabup No. 2   :           Kalau saya yang jadi bupati, saya akan mensejahterakan seluruh rakyat sinjai.
Coddo             :           Maraga syarata puang……….!!!!! Tania jama-jamang magampang itu tapau`e.
Cabup No. 2   :           Dengan memperhatikan rakyat, dan melakukan sebuah terobosan yang dapat membuat masyarakat sinjai senang, dan bahagia.
Budayawati   :           Maaf pak, masyarakat jangan terlalu dimanjakan dengan program yang tidak dapat direalisasikan.
Coddo             :           tabe, puang aga di aseng REALISASIKAN ?????
Budayawati   :           Realisasi itu artinya program yang terlaksana.
Bupati             :           Tenang…..tenang semua. Jangan berdebat karena masalah  janji. Yang harus anda pikirkan adalah memilih bupati sesuai hati nurani kalian.  Yang dapat memimpin sinjai ke depan.
                        Terdengar dari sudut panggung pedagang yang asyik menjajakandanganya, tiba-tiba seorang pembeli masuk yang tak lain adalah I Coddo. Dan tak lam kemudian muncul Cabup 1 dan disusul Cabup 2.
Para pedagang:         Menjajakan daganganya…..
Cabup No.1     :           Saudara-saudara, jikalau saya yang naik jadi Bupati, saya menjamin kesejahteraan para pedagang pasar (sambil menuju ke seorang penjual ikan).
Indo Tuo          :           Aweh.........Manengka syalon Bupati maladde kale bisyaranna. (woi penonton) Ehh,,,itai Pak Rudiyanto, de maladde syarita, aro anakku massikola nasaba Pendidikan gratis. (sambil mengipas-ngipas jualannya)
Coddo             :           iye coco…… memeng ha, aro iya madoko anaku de ku masara apa gratis mua pakkamajae di rumah sakit.
Indo logo         :           iye puang………… tabe taro ada taro gau. Ajana janci-jancimi mattulili, maega-egaki lao mitai rakyae. Nasaba rakyae paenreki
Cabup No. 1    :          Tabe puang, iyana ko mancaji mua Bupati, nasyauppa syarana bupati dioloe.
Cabup No. 2   :           Jangan terlalu banyak janji cappo….
Coddo             :           he….he… ma ja`to ko degage janci. Aga pale elo di jama ko degage janci.
Cabup No. 1    :           yang jelas pilihlah pemimpin yang muda dan siap bekerja.
Indo Tuo          :           hehehehe, tabe puang ta lejjaki baleu, mabonyyo ammengi. Na degage tau elo melliki. Maufemua ko eloki taelli. Ko dena rugi sikka kasi.. (sambil berdiri ke penonton)
Indo logo         :           Ajana bale taelli puang, Lassaku na pole  di mannanti taelli …….
Indo Tuo          :           Hehehehehe, de nacoco ro, penontong denalorangi indo logo melliki baleku, lassana mi nalorang di elli. Mannajae janda syantina seddi sinjai, de nalaku balu-baluna.
Indo Logo        :           ko pakkitu pale, tabe puang tellini lassaku, na telli toi balena indo tuo. Oke penontong……..
Karena kata-katanya Indo Tuo yang tajam membuat wartawan TV SINJAI datang mewancarainya setelah Cabup Bupati tersebut meninggalkan pasar Sentral.
Wartawan      :           Tabe puang, hedding mua diwawancaraiki ? Mau mua seppulo menit.
Indo Tuo          :           Aga diaseng wawancara ? Oh , iyaro mattama’e ri televisi ? (sambil
melompat, karena sangat bahagia)
Wartawan      :          Iye puang, hedding mua ?
Indo Tuo          :           (sambil melompat) Awwe elokka mattama ri tivi’e.  Tapi de kuissengi mola tega taue. Mola jongke ato mola di oloha.    Ae....ae....itai mai Indo Tuo janda syanti’na seddi Sinjai.
Wartawan      :           Indo Tuo, apa yang membuat Anda melontarkan kata-kata bahwa Cabup Bupati jangan banyak bicara ? (sambil memperhatikan Indo Tuo)
Indo Tuo          :           Begini, janganlah Cabup Bupati banyak janji tapi doronglah masayarakat untuk menjadikan Sinjai yang lebih mandiri, awee...maccasika mabbahasa Indonesia panonton.(sambil berdiri)
Wartawati      :           Apa harapan Indo Tuo untuk pemilukada Sinjai ?
Indo Tuo          :           Nda banyakji kodong, yang penting Sinjai aman dan damai.
Wartawati      :            Baik terima kasih Ibu atas waktunya, dan semoga apa yang Ibu harapkan dapat terwujud.
Wartawan berjalan-jalan sambil memperhatikan pedagang buah yang tak lain Indo Logo.
Wartawati      :            Pemirsa, selanjutnya saya akan bertanya-tanya. Maaf Ibu, nama ibu siapa ?
Indo Logo        :            Iye Indo Logo……
Wartawati      :            Menurut Ibu, siapakah Cabup bupati yang berkompeten menjadikan Sinjai lebih baik ke depannya…..?
Duo Indo + Coddo      :           Duuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuaaaaaaaaaaaaaa…….
Duo Indo + Coddo      :           He…..he….he…. de`pa diissengi ba. Kupi matu di ita.
Wartawati      :            Oke, terima kasih atas waktunya bu. Pemirsa, saya telah melakukan wawancara dengan dua orang pedagang yang ada di pasar sentral, inti dari wawancara kami adalah para pedagang pasar menginginkam pemimpin yang dapat membawa Kab. Sinjai jauh lebih baik ke depannya. Saya Miftahul Aulia, Sinjai TV melaporkan.
Di sebuah Tempat terjadi pertemuan antara Bapak Bupati, Ketua KPU, dan Kandidiat  Cabup Bupati. (lagu penguasah)
Ketua KPU     :            Wahai para Cabup Bupati apakah kalian rela mengusik ketenteraman dan filosofi sipakatau, sipakainge, dan sipakalebbi ? Janganlah kalian menodai tinta emas perjanjian Topekkong !
Cabup No. 1   :            Kami Cabup Bupati Sinjai berjanji menjunjung tinggi nilai demokrasi sipakatau, sipakalebbi, dan, sipakainge dan kami akan menjunjung tinggi bahwa sinjai GARUDANA (Gerakan Perubahan Demi Sinjai). (berjabat tangan No.1 & No.2)
(Menyanyikan lagu mars Sinjai Bersatu & Tari-tarian) Ketua KPU pun mengumumkan hasil pemilukada secara resmi. Budayawati dan wartawan sedang menyanyi tiba-tiba duo indo dan coddo muncul ikut bernyanyi. Dilanjutkan dengan menari  diiringi music jimbe.
Ketua KPU     :            Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Rakyat           :            Walaikum Salam Wr. Wb.
Ketua KPU     :            Saudara-saudara kita menghirup udara, di atas tanah leluhur kita yang penuh budaya, siapapun yang menang itulah pilihan rakyat. Dalam pemilukada kali ini dimenangkan oleh nomor urut 1 dengan perolehan suara 60% dan nomor urut 2 dengan perolehan suara 40%.
Suasana hening pun menyelimuti keadaan setelah pengumuman oleh ketua KPU. Tiba-tiba..........
Cabup No.  2 :            Wahai rakyat Sinjai, ini pilihanmu, kuhargai pilihanmu, wahai para pendukungku kita orang Sinjai, hargai keputusan warga Sinjai. Pada muki tau wija-wija to’Sinjai.
Cabup No. 1   :            (Sambil berjabat tangan) yang jelas rakyat sinjai telah memilih sesuai hati nuraninya, dan kita telah melaksanakan Demokrasi di bumi panrita kitta secara aman dan damai.
            Semua orang pun tepuk tangan, dan saling merangkul dan berteriak Sinjai berGARUDA (GerAkan peRUbahan Demi sinjAi). (menyanyikan lagu dendang-dendang)
Wartawati      :            Pemirsa itulah tadi sebuar pertunjukan rakyat yang berjudul Demokrasi di bumi panrita kitta dari Madrasah Aliyah Negeri 1 Sinjai Utara. Semoga pemilukada yang akan kita laksanakaan di Daerah kita tercinta dapat berjalan Aman dan Dami. Wassalamu Alaikum Wr. Wb. Marikiiiiiiii Diiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.
            Semua pelaku  meninggalkan tempat diiringi tepukan jimbe, pementasan selesai.




Mengetahui,
Kepala Madrasah,



Dra. Kamriati Anies, M.pd.I
NIP. 197006191998032001